Jumat, 18 Maret 2011

magic.....

" Thales pernah berkata bahwa hal yang paling sulit dalam hidup ini adalah mengenal diri sendiri. Karena itu tidak mengherankan jika amat sedikit orang yang mampu mengenal Tuhannya. (Al Bayan)"
"Jangan memandang kecilnya suatu kemaksiatan, tapi lihatlah kepada kebesaran Zat yang engkau lakukan kemaksiatan terhadap-Nya (Bilal bin Rabah)"
"Rasakanlah kerendahan saat engkau rukuk dalam shalat. Karena engkau meletakkan jiwamu pada asalnya, yakni tanah. Mengembalikan cabang kepokoknya, dengan cara bersujud ke tanah yang darinya engkau di ciptakan. (Imam Al Ghazali)"
" Sesungguhnya tak seorangpun dilahirkan berilmu. Ilmu diperoleh dengan belajar. (Ibnu Mas'ud R.A)"
"Hikmah dan ilmu telah diletakkan dalam rasa lapar, sementara kemaksiatan dan kebodohan telah diletakkan dalam kekenyangan. (Abd. Al-Qusyari-Sufi)"
"Orang alim yang berbuat dosa lebih berat siksanya, dibanding orang bodoh yang berbuat dosa. (Mansyur Abdul Hakim)"
" Budi pekerti luhur adalah sikap dermawan, menyingkirkan duri dijalan, dan seulas senyum diwajah. (Hasan Al-Basri)"
"Engkau harus tahu bahwa bila duniamu terasa sempit, sebenarnya jiwamulah yang sempit, bukan dunianya. (Ar Rafi'i dalam Wahyul Qalam)"
"Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu. (Imam Nawawi)"
" Hakikat orang yang dipenjara ialah dipenjara setan dan hawa nafsunya. (Ibnu Taimiyyah)"

• Hiduplah bersama Al-Quran, baik dengan cara menghafal, membaca, mendengarkan, maupun merenugkannya. Sebab ini obat yang mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan." (Dr Aidh Al Qarni, La Tahzan) "

ISTRI SOLEHAH YANG SENANTIASA BERSYUKUR



Saya ingin menyingkap kembali sejarah Nabi Ibrahim sewaktu baginda menziarahi menantunya. Pada waktu itu, puteranya, Nabi Ismail tidak di rumah sedangkan isterinya belum pernah bertemu bapak mertuanya, yaitu Nabi Ibrahim.
Setelah sampai di rumah anaknya itu, terjadilah dialog antara Nabi Ibrahim dan menantunya.

Nabi Ibrahim : Siapakah kamu?
Menantu : Aku isteri Ismail.
Nabi Ibrahim : Di manakah suamimu, Ismail?
Menantu : Dia pergi berburu.
Nabi Ibrahim : Bagaimanakah keadaan hidupmu sekeluarga?
Menantu : Oh, kami semua dalam kesempitan dan (mengeluh) tidak pernah senang dan santai.
Nabi Ibrahim : Baiklah! Jika suamimu pulang, sampaikan salamku padanya. Katakan padanya, tukar tiang pintu rumahnya (sebagai kiasan supaya menceraikan istrinya).
Menantu : Ya, baiklah.

Setelah Nabi Ismail pulang dari berburu, isterinya terus menceritakan tentang orang tua yang telah singgah di rumah mereka.
Nabi Ismail : Apakah ada yang ditanya oleh orang tua itu?
Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.
Nabi Ismail : Apa jawabanmu?
Isteri : Aku ceritakan kita ini orang yang susah. Hidup kita ini selalu dalam kesempitan, tidak pernah senang.
Nabi Ismail : Adakah dia berpesan apa-apa?
Isteri : Ya ada. Dia berpesan supaya aku menyampaikan salam kepadamu serta meminta kamu menukar tiang pintu rumahmu.
Nabi Ismail : Sebenarnya dia itu ayahku. Dia menyuruh kita berpisah. Sekarang kembalilah kau kepada keluargamu.

Ismail pun menceraikan isterinya yang suka menggerutu, tidak bertimbang rasa serta tidak bersyukur kepada takdir Allah S.W.T. Sanggup pula menceritakan rahasia rumah tangga kepada orang luar.

Tidak lama sesudah itu, Nabi Ismail nikah lagi. Setelah sekian lama, Nabi Ibrahim datang lagi ke Makkah dengan tujuan menziarahi anak dan menantunya. Terjadi lagi pertemuan antara mertua dan menantu yang saling tidak mengenali.
Nabi Ibrahim : Dimana suamimu?
Menantu : Dia tidak dirumah. Dia sedang berburu.
Nabi Ibrahim : Bagaimana keadaan hidupmu sekeluarga? Mudah-mudahan dalam kesenangan?
Menantu : Syukurlah kepada Tuhan, kami semua dalam keadaan sejahtera, tiada kekurangan.
Nabi Ibrahim : Baguslah kalau begitu.
Menantu : Silakan duduk sebentar. Boleh saya hidangkan sedikit makanan.
Nabi Ibrahim : Apa pula yang ingin kamu hidangkan?
Menantu : Ada sedikit daging, tunggulah saya sediakan minuman dahulu.
Nabi Ibrahim : (Berdoa) Ya Allah! Ya Tuhanku!Berkatilah mereka dalam makan minum mereka. (Berdasarkan peristiwa ini, Rasulullah beranggapan keadaan mewah negeri Makkah adalah berkat doa Nabi Ibrahim).
Nabi Ibrahim : Baiklah, nanti apabila suamimu pulang, sampai- kan salamku kepadanya. Suruhlah dia menetapkan tiang pintu rumahnya (sebagai kiasan untuk melanggengkan isteri Nabi Ismail).

Setelah Nabi Ismail pulang dari berburu, seperti biasa dia bertanya sekiranya siapa yang datang mencarinya.
Nabi Ismail : Ada sesiapa yang datang sewaktu aku tidak di rumah?
Isteri : Ya, ada. Seorang tua yang baik rupanya dan perwatakannya sepertimu.
Nabi Ismail : Apa katanya?
Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.
Nabi Ismail : Apa jawabanmu?
Isteri : Aku nyatakan kepadanya hidup kita dalam keadaan baik, tidak kekurangan apapun, Aku ajak juga dia makan dan minum.
Nabi Ismail : Adakah dia berpesan apa-apa?
Isteri : Ada, dia berkirim salam buatmu dan menyuruh kamu melanggengkan tiang pintu rumahmu.
Nabi Ismail : Oh, begitu. Sebenarnya dialah ayahku. Tiang pintu yang dimaksudkannya itu ialah dirimu yang dimintanya untuk aku langgengkan.
Isteri : Alhamdulillah, syukur.

Bagaimana pandangan pembaca tentang petikan sejarah ini? Saya rasa sejarah ini sungguh menyentuh jiwa. Anda juga tentu merasa dan mengalami sendiri ujian hidup berumahtangga yang senantiasa memerlukan kesabaran.

Berpandukan sejarah tersebut, saya tegaskan kepada diri sendiri bahwa isteri solehah itu sepatutnya ? sabar di hati dan syukur pada wajah?. Dari sini akan terpancar ketenangan setiap kali suami berhadapan dengan isteri salehah. Isteri salehah tidak cerewet dan tidak mudah menggerutu. Isteri salehah hendaklah senantiasa bersyukur dalam keadaan senang maupun susah supaya Allah tambahkan lagi rahmat-Nya seperti firman-Nya yang artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu. Dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih. " (Surah Ibrahim, ayat 7)

Untuk menambahkan kegigihan kita berusaha menjadi isteri salehah, ingatlah hadis Rasulullah yang artinya: "Sampaikanlah kepada sesiapa yang engkau temui dari kaum wanita, bahwasanya taat kepada suami serta mengakui haknya adalah menyamai pahala orang yang berjihad pada jalan Allah, tetapi sangat sedikit sekali golongan kamu yang dapat melakukan demikian. " (Riwayat Al-Bazzar dan Ath-Thabrani)

Begitulah, untuk menyiapkan diri sebagai isteri salehah, hati kita hendaklah senantiasa dipenuhi dengan kasih sayang rabbani. Contoh teladan yang sepatutnya jadi rujukan kita ialah sejarah kehidupan nabi serta orang saleh.

Senin, 07 Maret 2011

finish

buat para pembaca setia cerita ku..
aku mohon maaf,
aku sudah tak mampu menulis dan meneruskan cerita itu,,,
ku harap catatan akhir bulan kemaren bisa membuat kalian mengerti alasan ku menyudahi tulisan itu,
maaf juga cerita nya harus ku hapus,
karena aku udah gx sanggup membaca nya..

untuk semua teman2 yg baik hati
insyaallah ku kan menulis lagi tpi dengan tema lain,
ok.....
trims simpati nya selama ini,
trims antusias nya yang menghebohkan massage Fb ku..
trims bgt ya teman...
tanpa kalian ku bukan siapa2.....

ku kan mulai menata semua nya kembali dari awal,,,
mohon doanya agar ku tetap semangat ya....
senyum terindah ku utuk kalian semua...........................///